Perawatan dan Manajemen Paronikia
Perawatan pilihan tergantung pada tingkat infeksi. Jika didiagnosis dini, paronikia akut tanpa abses yang jelas dapat diobati secara non-bedah. Jika pembengkakan jaringan lunak hadir tanpa fluktuasi, infeksi dapat sembuh dengan rendam hangat 3-4 kali sehari.
Pasien dengan selulitis sekitarnya yang luas atau dengan riwayat diabetes, penyakit pembuluh darah perifer, atau keadaan immunocompromised mungkin mendapat manfaat dari antibiotik jangka pendek. Penisilin antistaphylococcal atau sefalosporin generasi pertama umumnya efektif; klindamisin dan amoksisilin-klavulanat juga sesuai.
Biasanya, paronikia dimulai dengan rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di sekitar pangkal atau sisi kuku. Paronychia akut dapat menyebabkan kantong berisi nanah (abses) terbentuk. Paronikia kronis dapat menyebabkan kutikula rusak. Jenis paronychia ini pada akhirnya dapat menyebabkan kuku terpisah dari kulit. Kuku mungkin menjadi tebal, keras, dan cacat.
Paronikia yang disebabkan oleh bakteri dapat memburuk dengan cepat. Paronychia yang disebabkan oleh jamur biasanya memburuk secara perlahan seiring waktu.
Apa yang menyebabkan paronychia?
Paronychia terjadi ketika kulit di sekitar kuku teriritasi atau terluka. Kuman masuk ke kulit dan menyebabkan infeksi. Kuman-kuman ini bisa berupa bakteri atau jamur.
Seringkali, kulit terluka karena menggigit, mengunyah, atau mencabut kuku. Ini juga bisa disebabkan oleh menarik hangnail atau mengisap jari. Kuku jari kaki yang tumbuh ke dalam juga dapat menyebabkan paronychia.
Kelembaban memungkinkan kuman-kuman tertentu, seperti kandida (sejenis jamur) dan bakteri untuk tumbuh. Orang yang tangannya basah dalam waktu lama berisiko lebih tinggi menderita paronikia kronis. Ini mungkin termasuk bartender, pencuci piring, penjamah makanan, atau pembersih rumah. Paronikia kronis juga dapat disebabkan oleh dermatitis iritan, suatu kondisi yang membuat kulit menjadi merah dan gatal. Setelah kulit teriritasi, kuman dapat bertahan dan menyebabkan infeksi.
Paronychia lebih sering terjadi pada wanita dewasa dan pada orang yang menderita diabetes. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko lebih tinggi terkena paronychia. Ini termasuk orang yang harus minum obat setelah transplantasi organ atau orang yang terinfeksi HIV.
Bagaimana paronychia didiagnosis?
Dokter Anda dapat mendiagnosis paronychia dengan pemeriksaan fisik sederhana. Tes khusus biasanya tidak diperlukan. Dokter Anda mungkin ingin mengirim sampel cairan atau nanah ke laboratorium. Di sana mereka dapat mengidentifikasi bakteri atau jamur yang menyebabkan infeksi.
Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari paronychia akut adalah merawat kuku Anda dengan baik.
- Hindari melukai kuku dan ujung jari Anda.
- Jangan menggigit atau mengambil kuku Anda.
- Jaga agar kuku Anda tetap rapi dan halus.
- Hindari memotong kuku terlalu pendek.
- Jangan mengikis atau memotong kutikula Anda, karena ini dapat melukai kulit.
- Gunakan gunting kuku atau gunting bersih.
- Anda dapat menghindari paronikia kronis dengan menjaga tangan tetap kering dan bebas dari bahan kimia. Kenakan sarung tangan saat bekerja dengan air atau bahan kimia yang keras. Ganti kaus kaki setidaknya setiap hari, dan jangan memakai sepatu yang sama selama dua hari berturut-turut. Ini memungkinkan mereka mengering sepenuhnya.